Sejarah Peraih Medali Emas Dalam Gelaran Sepak Bola Sea Games 2023

Di dalam perolehan suatu gelar apapun itu, baik gelar dengan nama yang sudah tersohor atau nama yang hanya dikenal sekitar, hal tersebut tetaplah penting bagi suatu golongan. Termasuk salah satunya gelaran Sea Games 2023 Kamboja kemarin. Medali emas tentu saja menjadi harapan setiap negara dalam masing-masing cabor, tidak kecuali sepak bola. Di SEA Game kali ini, Indonesia berhasil memboyong pulang medali emas. Untuk itu, d sini akan diuraikan mengenai yang namanya sejarah peraih medali emas dalam gelaran sepak bola SEA Games 2023. 

Lebih tepatnya kami akan menguraikan bagaimana tim sepak bola Indonesia mampu mendapatkan emas sepak bola. Sebab, perjalanan Indonesia untuk dapat emas pada cabor ini, tidaknya mulah. Banyak hal yang harus dinalar dan dimengerti. 

Untuk itu, jika Anda penasaran bagaimana sejarah Indonesia mampu mendapatkan emas cabor sepak bola SEA Game 2023, Anda bisa simak uraian berikut ini. 

Sejarah Peraih Medali Emas Dalam Gelaran Sepak Bola Sea Games 2023

Setelah 32 tahun menunggu, Indonesia akhirnya berhasil meraih medali emas yang diidam-idamkan dalam sepak bola di Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA). 

Tidak hanya kemenangan bersejarah yang berhasil melawan musuh bebuyutan dan favorit panas Thailand, itu juga dicapai dengan margin yang meyakinkan, dengan para pemain Indonesia mencetak lima gol, termasuk tiga gol di perpanjangan waktu, di final yang diwarnai perkelahian di Stadion Olimpiade di Phnom Penh pada Selasa malam. 

Pencapaian itu, bagaimanapun, tidak boleh menjadi tujuan akhir bagi negara yang menjadi rumah bagi jutaan penggemar sepak bola dan segudang talenta. 

Kejayaan SEA Games seharusnya menandai dimulainya upaya Indonesia untuk membangun tim yang layak mendapatkan tiket ke turnamen olahraga paling bergengsi, Piala Dunia FIFA, yang telah menyaksikan Eropa dan Amerika Latin berjaya sepanjang sejarahnya. Apresiasi kepada tim kepelatihan yang telah mencetak tim juara hanya dalam waktu dua bulan, serta kepada seluruh staf pendukung dan pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) atas kerja kerasnya dengan sedikit kemeriahan. 

Dedikasi mereka terbayar dan akan membuat amandemen untuk hilangnya menit terakhir Indonesia dari haknya untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20 pada bulan Maret, setelah beberapa gubernur tuan rumah menolak untuk mengakomodasi tim Israel. 

Satu-satunya cacat dalam perjalanan kemenangan negara itu di kompetisi sepak bola SEA Games adalah perkelahian antara pemain dan ofisial dari dua tim finalis. Wasit, Qasim Matar Ali Al Hatmi, memberikan enam kartu merah, termasuk bek Indonesia Komang Teguh dan kiper Thailand Soponwit Rakyart atas keterlibatan mereka dalam pertemuan tersebut. 

Dua ofisial Thailand juga dikeluarkan dari lapangan karena menyerang rekannya dari Indonesia dan dua lagi pemain Thailand untuk keributan kedua di akhir pertandingan. 

Akibat insiden tersebut Asosiasi Sepak Bola Thailand segera meminta maaf  kepada publik, dan mengatakan akan segera melakukan penyelidikan penyebab kekacauan tersebut dan akan menghukum mereka semua yang terlibat. Konfederasi Sepak Bola Asia juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap pertandingan medali emas yang tercemar dan mengatakan akan meluncurkan penyelidikan atas pelanggaran sportivitas yang mencolok.

PSSI patut mencontohnya jika berkomitmen menjunjung tinggi nilai-nilai yang sudah lama dijunjung tinggi dalam olahraga. 

Euforia kemenangan diperkirakan akan mencapai puncaknya hari ini saat tim pemenang mengarak medali emas dari kompleks olahraga Gelora Bung Karno Jakarta menuju Istana Negara. 

Semoga setelah selebrasi, PSSI bisa mengalihkan fokusnya untuk mengusut kemungkinan peran pemain dan ofisial Indonesia dalam tawuran di final nanti. 

Perkelahian tidak akan pecah jika pihak Indonesia mempertahankan ketenangannya, dan rekaman video menunjukkan seorang pemain Indonesia memulai salah satu pertarungan sebagai tanggapan nyata atas provokasi seorang ofisial Thailand.

Seharusnya PSSI menahan diri untuk tidak melindungi mereka yang terlibat tawuran atau menutup-nutupi insiden memalukan itu dengan mengatasnamakan kebanggaan sepak bola nasional kita. 

Kegagalan untuk mengambil tindakan disipliner akan semakin membahayakan reputasi internasional asosiasi yang sudah rapuh, tepat setelah menjanjikan perubahan besar di bawah pemimpin barunya Erick Thohir. 

Pertukaran pukulan dan tendangan yang mengganggu pertandingan final, bagaimanapun, telah memberi pelajaran kepada skuad muda Indonesia, bahwa mereka akan merusak karir sepak bola mereka jika mereka menyerah begitu saja pada goncangan psikologis lawan mereka. 

Sementara tim nasional masih harus meningkatkan kedewasaannya, mereka telah menunjukkan keterampilan teknis dan semangat juang yang cukup untuk mengklaim rekor enam-dari-enam yang sempurna di SEA Games tahun ini. 

Pencapaian tersebut belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Indonesia di SEA Games, bahkan mengungguli performa tim nasional peraih medali emas 1991 itu. 

Kemenangan sepak bola merupakan penghiburan berharga bagi Indonesia, yang menempati posisi ketiga secara keseluruhan di SEA Games tahun ini, lebih rendah dari target tempat kedua yang ditetapkan oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Noda medali tidak merendahkan emas sepak bola bersejarah kita.