Sejarah industri pesawat terbang Nusantara

Kali ini akan diberikan sekilas dan fakta menarik industri pesawat terbang Nusantara dimulai dari sejarah terbentuknya industri pesawat terbang di Indonesia. 

Sejarah mencatat bahwa Indonesia berhasil memproduksi pesawat dimulai dari berdirinya perusahaan industri pesawat terbang Nusantara atau IPTN pada tanggal 26 April 1976 Silam. Saat itu, BJ Habibie menjadi direktur utama IPTN yang sukses meluncurkan uji coba pesawat terbang yakni N250 Gatotkaca. Pesawat ini kemudian menjadi pesawat kebanggan Indonesia karena pesawat ini merupakan hasil karya anak negeri dan juga diproduksi di dalam negeri. 

Jauh sebelum berdirinya IPTN, sejarah industri pertambangan Indonesia dimulai dari lembaga industri penerbangan nurtanio atau Lipnur. Apa itu Lipnur?

Lipnur

Sejarah penerbangan Indonesia memulai perjalanannya dari Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio atau Lipnur. Lipnur ini memulai sejarahnya di tanggal 16 desember 1961 ketika TNI AU mendirikan Lembaga Persiapan Industri Penerbangan atau LAPIP, yang mana ini memiliki tujuan untuk mempersiapkan pendirian industri penerbangan yang mendukung penerbangan di Indonesia. 

Di tahun yang sama LAPIP, bekerjasama dengan produsen pesawat dari Polandia yakni CEKOP. Kerjasama tersebut merupakan perjanjian untuk membangun pabrik pesawat terbang serta pelatihan sumber daya manusia serta produksi untuk membuat pesawat terbang PZL-104 Wilga, yang mana kemudian pesawat ini dikenal sebagai gelatik. 

Di tahun 1965, Komando Pelaksana Persiapan Industri Pesawat Terbang dan PN Industri Pesawat Terbang Berdikari, resmi didirikan di melalui Keputusan Presiden saat itu. Namun, pada bulan Maret 1966 Nurtanio Pinggoadisuryo meninggal karena kecelakaan saat melakukan uji terbang pesawat. 

Maka dari itu, untuk menghormati jasanya, Komando Pelaksanaan Persiapan Industri Pesawat Terbang Dan PN Industri Pesawat Terbang Berdikari kemudian dijadikan satu ke dalam Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio.

Setelah itu Lipnur mampu memproduksi pesawat latihan dasar LT 200 serta mampu membangun bengkel untuk menyediakan layanan after sale pesawat.

B.J. Habibie

Usaha untuk mendirikan industri pesawat terbang tak cukup sampai di sana. Upaya merintis pendirian industri pesawat terbang terus-menerus dilakukan oleh presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie sejak tahun 1965 saat ia bekerja di Messerschmitt-Bolkow-Blohm (MBB). MBB tersebut adalah produsen pesawat terbang asal negara Jerman. 

Di tahun 1979, tepatnya di awal Desember, Direktur Utama Pertamina yakni Ibnu Sutowo menemui BJ Habibie di Dusseldorf untuk menjelaskan impian Pertamina dalam mendirikan industri pesawat terbang di negara Indonesia. 

Setelah itu pun BJ Habibie diangkat sebagai penasehat Direktur Utama Pertamina dan beliau diminta untuk segera pulang ke Indonesia. 

Tahun 1974, Pertamina pun berhasil membentuk divisi baru untuk berfokus pada advance teknologi dan teknologi penerbangan. Dan tepat pada tanggal 26 Januari di tahun yang sama, BJ Habibie di minta oleh Presiden Soeharto untuk menjadi penasehat presiden di bidang teknologi. 

Kemudian pada bulan September tahun 1974, advance teknologi dan teknologi penerbangan resmi membuat perjanjian dasar untuk bekerja sama dengan MBB asal Jerman serta CASA Spanyol untuk bekerjasama membuat helikopter BO-105 dan juga pesawat sayap tetap NC-121.

Namun di saat ingin mendirikan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio atau IPTN, Pertamina menghadapi beberapa masalah, sehingga semua aset divisi advance teknologi dan teknologi penerbangan aset Lipnur dan Aset TNI AU yang memiliki kaitan dengan industri pesawat terbang dijual dan dijadikan modal untuk mendirikan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio tersebut.  

Di saat itu, BJ Habibie ditunjuk sebagai Direktur Utama IPTN. Dan setelah semua fasilitas fisik rampung dibangun, IPTN diresmikan oleh Presiden Soeharto di tahun 1976 tepatnya pada bulan Agustus. 

Namun, pada tanggal 11 Oktober 1985, perusahaan ini berganti nama menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nusantara dan di tanggal 24 Agustus, perusahaan ini diubah namanya menjadi PT Dirgantara Indonesia.

Fakta Menarik Tentang Industri Pesawat Terbang Nusantara

Sekilas dan fakta menarik industri pesawat terbang Nusantara tidak hanya sampai di sana, karena ada beberapa fakta yang perlu diketahui mengenai PT Dirgantara Indonesia apa saja? 

PT Dirgantara Indonesia ini di awal tahun 2012 berhasil memenuhi pesanan pesawat dari Korea Selatan dengan mengirimkan 4 unit pesawat CN 235. 

Selain itu, Dirgantara Indonesia juga sedang dalam proses menyelesaikan 3 unit pesawat CN235 yang mana ini merupakan pesanan dari TNI AL dan mereka juga sedang proses menyelesaikan 24 unit Heli super Puma dari Eurocopter. 

Tidak hanya sampai di situ, PT Dirgantara Indonesia ternyata sedang dalam proses mencoba untuk memproduksi pesawat C295 atau CN 235 versi jumbo serta pesawat N219. Tidak hanya itu ternyata mereka juga sedang bekerja sama untuk memproduksi pesawat tempur siluman KFX dengan Korea Selatan.  

Di awal Tahun 2022 tepatnya 12 Januari kemarin, pemerintah resmi Memberikan sebagian besar saham perusahaan Dirgantara Indonesia ke Len industri yang mana ini merupakan upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak pada bidang industri pertahanan.

Itulah sekilas dan fakta menarik industri pesawat terbang nusantara yang bisa diuraikan semoga bermanfaat untuk anda.

Leave a comment