Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akhirnya memiliki nama resmi yang sudah diumumkan oleh pemerintah sebelum dioperasikan mendatang. Kereta cepat satu ini memiliki nama ‘WHOOSH’.

Masyarakat pun bertanya-tanya, apa arti dari nama tersebut. Rupanya, nama tersebut merupakan kepanjangan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal dan Sistem Handal (WHOOSH)

Adapun, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan  bahwa nama tersebut telah disetujui oleh tim pengarah jenama Kereta Cepat relasi Jakarta-Bandung. 

Adapun tim tersebut berisikan dirinya, lalu ada Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Diketahui, nama tersebut diambil dari pengalaman perjalanan para Menteri dan Presiden Jokowi saat menjajal uji coba.

Sebab, kereta WHOOSH juga merupakan sebuah ungkapan yang menggambarkan kecepatan dan keamanan yang ditawarkan oleh kereta cepat tersebut.

Sekilas Tentang Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Seperti namanya, kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan proyek kereta api berkecepatan tinggi yang sedang dikembangkan di Indonesia, menghubungkan ibu kota Jakarta dengan Bandung.

Kereta cepat Jakarta-Bandung akan menjadi proyek kereta cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, dengan panjang lintasan 142,3 km dan kecepatan operasi 350 km/jam.

Tiongkok dipilih oleh Pemerintah Indonesia dibandingkan Jepang untuk membangun jalur kereta cepat. Proyek ini dikembangkan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China, perusahaan patungan yang dibentuk pada Oktober 2015 antara konsorsium badan usaha milik negara Indonesia, dan China Railway International, anak perusahaan China Railway Group (CREC). 

Proyek ini dilaksanakan dengan basis bisnis-ke-bisnis, dengan Indonesia memiliki 60% kepemilikan dalam usaha patungan tersebut sementara Tiongkok memiliki 40%.

Meski pembangunannya dimulai pada tahun 2016, namun penyelesaiannya tertunda karena pandemi Covid-19. Uji coba pengoperasian jalur kereta api diharapkan dapat dilakukan pada November 2022. Proyek ini direncanakan mulai beroperasi pada Juni 2023. Adapun, proyek ini merupakan komponen penting dari Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok.

Proyek Syarat Pro dan Kontra

Sebagai proyek baru, wajar jika masih terdapat pro dan kontra. Salah satu kendalanya adalah terlalu banyak pemberhentian untuk jarak pendek 141 km sehingga membuat kereta tidak pernah bisa mencapai kecepatan penuh secara instan. 

Ada pula kendala dalam penggunaan APBN karena banyaknya BUMN yang ikut serta dalam proyek tersebut. Di sisi lain, pemerintah tegas akan melanjutkan proyek tersebut tidak hanya untuk jalur Jakarta-Bandung saja, tapi juga jarak jauh lainnya seperti Jakarta-Surabaya, hingga pulau-pulau besar seperti Kalimantan, Papua, dan Sulawesi, sepanjang proyek tersebut layak dan tersedia dana.

Selain itu, kontroversi telah melingkupi Kereta Cepat Jakarta-Bandung sejak awal. Banyak yang telah dibahas mengenai bagaimana Jepang, sebagai pihak yang pertama kali mengajukan penawaran, kalah dengan skema pembiayaan Tiongkok yang lebih menarik dan tidak memerlukan jaminan pemerintah.

Namun demikian, beberapa orang berpendapat bahwa skema yang ditawarkan oleh Tiongkok menyesatkan karena BUMN Indonesia pada akhirnya harus menanggung biayanya lain.

Selain itu, terdapat keraguan mengenai laba atas investasi proyek tersebut, yang sejauh ini didasarkan pada proyeksi jumlah penumpang yang diharapkan tidak realistis.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah proyek andalan yang mewujudkan ambisi Jokowi untuk meningkatkan infrastruktur Indonesia yang tertinggal. 

Ditunjuk sebagai salah satu proyek strategis nasional Jokowi berdasarkan Peraturan Presiden No. 3/2016, proyek ini meminta pemerintah dan lembaga terkait untuk memberikan prioritas melalui cara-cara seperti mempercepat penerbitan izin.

Menteri BUMN yang kala itu dijabat oleh Rini Soemarno merupakan tokoh penting dalam memajukan Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan memastikan bahwa proyek tersebut sampai ke Tiongkok. 

Dalam perjalanannya, proyek ini menyebabkan ketegangan antar kabinet antara Soemarno dan mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, yang berujung dicopot dari jabatannya, dengan alasan untuk memperlancar penerbitan izin proyek tersebut.

Rini Soemarno juga menghadapi kritik di DPR karena dianggap telah mengganggu kewenangan Menteri Perhubungan. Namun, Presiden Jokowilah yang secara pribadi menugaskan Rini Soemarno untuk memimpin proses implementasi.

Belakangan, Rini Soemarno berkonflik dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono terkait masalah keselamatan di sepanjang jalur kereta api yang akan menghubungkan empat kota antara Jakarta dan Bandung, yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar.

Hal ini karena daerah-daerah tersebut rentan terhadap tanah longsor dan gempa bumi, dan proyek ini mencakup pembangunan jembatan panjang dan terowongan.Rini Soemarno bersikukuh bahwa pengembang proyek China mempunyai pengalaman teknis yang memadai dalam menghadapi kondisi tersebut.

Makna dan Filosofi WHOOSH

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pemerintah resmi memperkenalkan nama baru kereta cepat Jakarta-Bandung dengan nama ‘WHOOSH’. 

Ketua Tim Panel Kompetisi Kereta Cepat selaku perwakilan Kementerian BUMN Triawan Munaf mengatakan bahwa Whoosh merupakan singkatan dari Save Time, Optimal Operation, Reliable System yang secara harfiah berarti Hemat Waktu, Operasi Optimal, Sistem yang Andal.

Menurut Triawan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terus menyebut ‘Whoosh’ saat menjajal kereta peluru yang dalam bahasa Inggris berarti gerak cepat.

“Karena kita mencari syarat-syarat yang bisa diterima secara lokal dan global,” kata Triawan seraya menambahkan Jepang punya Shinkansen, sedangkan Indonesia punya Whoosh.

Nama tersebut nantinya akan ditempelkan pada kereta, interior kereta, termasuk stasiunnya. “Sekarang masyarakat sudah punya namanya, bukan KCIC, bukan KCJB. Jadi, sekarang kita bakal naik Whoosh dan ini menjadi nama yang sangat tepat,” jelasnya.

Selanjutnya, pemerintah kemudian akan mengadakan kompetisi desain logo WHOOSH. Saat ini, tiga logo sedang dipertimbangkan.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan, nama tersebut akan memberikan kesan bahwa KCJB merupakan kereta tercepat di ASEAN. Laos juga memiliki kereta cepat, namun kecepatannya masih di bawah 200 kilometer per jam. 

Alternatif Moda Transportasi 

Kereta Cepat relasi Jakarta-Bandung bakal menjadi pelengkap sebuah ekosistem transportasi kereta api melalui potensi pertumbuhan ekonomi anyar di Tanah Air, khususnya di wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Termasuk juga daerah-daerah di sekitarnya sehingga akan berkontribusi terhadap peningkatan pembangunan, pertumbuhan, dan juga pengembangan perekonomian wilayah dan kawasan tersebut.

Artinya, proyek ini menjadi solusi dalam mengatasi kemacetan, mengurangi emisi karbon, dan juga polusi menjadi hal yang perlu segera dilakukan.  Salah satu caranya yakni dengan memindahkan penggunaan kendaraan pribadi untuk dapat beralih (shifting) ke dalam transportasi massal memakai energi listrik atau energi terbarukan non fosil. 

Sebab, hal ini sangat penting Hal mengingat terdapat banyak kerugian besar yang akan dialami negara akibat adanya kemacetan dan pemborosan penggunaan energi.

Rencana Perpanjangan Hingga Surabaya

Pemerintah sendiri memiliki rencana untuk memperluas jalur kereta berkecepatan tinggi ini ke Surabaya, Jawa Timur yang mana akan melewati rute ke arah selatan ke Yogyakarta.

Adapun Jepang ditawari untuk mengerjakan perpanjangan tersebut, tetapi mereka menolak. Sebagai gantinya, Jepang akan menggarap jalur kereta semi cepat dari Jakarta ke Surabaya. 

Jalur ini melintasi sisi utara pulau melalui Semarang, bukan melalui Bandung. Ada yang menyebutkan bahwa Bandara Internasional Kertajati akan dimasukkan dalam perluasan jalur kereta berkecepatan tinggi, namun akan lebih masuk akal jika bandara tersebut dimasukkan dalam jalur kereta api semi-cepat.